Home > Berita Industri

Asia Tenggara Akan Menjadi Dataran Tinggi Suplemen Makanan di Dunia

Sebuah studi baru melaporkan bahwa, seiring dengan meningkatnya populasi kelas menengah, maka produk-produk seperti suplemen makanan, makanan fungsional dan produk nutrisi bernilai tinggi di Asia Tenggara semakin mempunyai potensi untuk berkembang. Laporan tersebut merujuk pada industri di mana produk-produk ini ditempatkan sebagai "industri matahari terbit”, yang ditulis oleh Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) dan berfokus pada 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menurut laporan penelitian, ASEAN memiliki populasi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2016 dan diharapkan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, dengan pertumbuhan ekonomi yang melebihi rata-rata global.

Permintaan terbesar untuk produk nutrisi bernilai tinggi di kawasan ASEAN  kemungkinan berasal dari pasar kelas menengah yang berkembang pesat. Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah populasi kelas menengah di Indonesia akan menempati peringkat kedelapan di dunia dan akan menempati peringkat keempat di dunia pada tahun 2030. Jumlah populasi kelas menengah di Filipina, Vietnam dan Thailand diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada tahun 2030. Pada saat yang sama, negara-negara seperti Singapura dan Vietnam menghadapi beban medis dari populasi yang menua dan meningkatnya penyakit kronis.
 
Meski mempunyai permintaan yang tinggi, namun produksi produk nutrisi yang bernilai tinggi masih dalam masa pertumbuhan di ASEAN, akan tetapi,  ada beberapa pusat produksi yang berpotensi di kawasan ini. Thailand adalah menempati posisi pertama dalam pertanian organik dengan penjualan yang meningkat 7% per tahun pada 2010-2014. Dalam bidang makanan fungsional berteknologi tinggi, Singapore Clinical Nutrition Research Center, yang didirikan pada 2014, menjadikan Singapura sebagai pusat penelitian dan komersialisasi nutrisi di kawasan ini. Mempertimbangkan permintaan pasar yang tinggi di kawasan ini, ASEAN di bidang produk nutrisi bernilai tinggi memiliki banyak ruang untuk bekerja sama dengan lembaga penelitian yang sudah mapan, seperti Pusat Inovasi Makanan CSIRO, yang dapat membantu produsen mengembangkan makanan bernutrisi tinggi. Selain itu, peningkatan kesadaran kesehatan, meningkatnya insiden penyakit kronis, dan skandal keamanan pangan juga telah menciptakan lebih banyak peluang pasar bagi perusahaan nutrisi bernilai tinggi di kawasan Asia Pasifik (APAC).
 
Di Tiongkok, sebagai populasi terbesar di dunia, sekitar 80% kematian disebabkan oleh penyakit kronis, di Thailand, rasio ini sekitar 50%. Hampir setengah dari pasien diabetes dunia berasal dari Tiongkok atau India, dan diperkirakan kasus diabetes tipe 2 akan meningkat lebih dari 150% antara tahun 2000 dan 2035. Di samping itu, konsumen APAC juga semakin sadar akan kesehatan mereka. Menurut laporan, 93% konsumen APAC bersedia mengeluarkan lebih banyak uang untuk makanan kesehatan, konsumen bersedia membayar lebih untuk keamanan makanan. Penelitian menemukan bahwa produk susu Tiongkok dengan sertifikasi kualitas dapat dijual dengan harga sekitar 5% lebih tinggi dari produk susu biasa. Pada saat yang sama, meningkatnya permintaan akan makanan organik di kawasan ASEAN telah mendorong pemerintah ASEAN seperti Thailand dan Filipina untuk menerapkan pelabelan organik atau menerapkan kebijakan pertanian organik. Laporan penelitian juga menunjukkan bahwa, standar pertanian organik ASEAN yang baru saja ditetapkan diharapkan dapat mempercepat pengembangan pertanian organik ASEAN. Asia Pasifik memiliki proporsi konsumen tertinggi di dunia dalam hal mencari lebih banyak pilihan makanan organik, dimana persentasenya mencapai 51%, dibandingkan dengan 44% secara global. Ketika membuat keputusan pembelian, kelompok konsumen  ini lebih cenderung mempertimbangkan "bahan yang diperoleh secara adil atau berkelanjutan" sebagai faktor penting dalam membeli.
Menurut laporan permintaan produk-produk untuk usia menua, pangsa pasar penjualan produk perawatan dan kesehatan dalam skala global di kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan meningkat dari 20% pada 2002 menjadi 31% pada 2018, terutama di pasar nutraceutical Asia-Pasifik, yang diperkirakan  akan meninggi pada tingkat pertumbuhan tahunan Asosiasi sebesar 7% pada 2014-2019.
 
Masalah penuaan juga ditemukan di kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2016, hanya di ASEAN, ada 6,6% populasi yang berusia di atas 65 tahun. Diperkirakan pada tahun 2020, proporsi ini akan naik menjadi 7,8%. Rata-rata  umur di wilayah tersebut juga telah diperkirakan telah meningkat dari 63,5 tahun pada 2007 menjadi 72,8 tahun pada 2015. Peningkatan usia rata-rata berarti bahwa permintaan untuk produk populasi menua akan terus meningkat. Laporan tersebut menunjukkan bahwa populasi yang menua adalah salah satu pendorong utama beban penyakit ASEAN dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Antara tahun 1990 dan 2010, kasus penyakit arteri koroner di wilayah Asia-Pasifik meningkat 76%, insiden kanker paru-paru meningkat 86%, dan diabetes meningkat 76%.
 
Dengan kondisi yang demikian dan biaya pengembangan obat yang lebih tinggi telah mengakibatkan peningkatan 250% dalam pengeluaran biaya perawatan kesehatan antara tahun 1998 dan 2010. Namun, karena kurangnya infrastruktur rumah sakit di wilayah Asia Pasifik, permintaan untuk solusi pencegahan penyakit mengalami peningkatan. Suplemen yang dirancang untuk mendukung kesehatan kognitif dan kesehatan persendian serta produk anti-penuaan telah diperkenalkan di wilayah ini dan tetap menjadi kategori terbesar dari produk kesehatan populasi menua. Selain itu, produk nutrisi yang dipersonalisasi menjadi lebih populer di kawasan Asia Pasifik, dengan beberapa perusahaan menyediakan tes DNA untuk orang lanjut usia dan menyesuaikan program nutrisi mereka. Perusahaan suplemen makanan Australia secara konsisten berkinerja baik di Asia, terutama di Tiongkok. Populasi yang menua di Tiongkok membantu meningkatkan investasi produsen Tiongkok dalam sektor kesehatan dan suplemen di Australia, dengan investasi sebesar A $ 1,58 miliar tahun lalu.


NEWS

Berita Industri

gdSr